When-nobody-likes-you Year

"Nobody likes you when you're 23...what's my age again?" (Blink 182, What's my age again)
Bulu Gondolo, Soppeng, South Sulawesi

yeay! new year! new age! and new blog template! triple yeay!

As you read earlier, 2015 and being 22, was great for me! I passed what Taylor Swift said, feeling twenty two. And now I am closer to my quarter life. Sebelum gue tau lirik di atas gue memang sudah merasa tidak terlalu excited ketika menyongsong tahun 2016 ini atau usia baru ini. Biasa aja.

Thing happened in 2015. I graduated. I got a job. I left the city and moved to Makassar. Living alone. Starting a new life and long story short, it’s been a year! Kerja di bidang yang baru, di dunia baru yang nggak pernah kepikir sebelumnya, dan harus pindah ke kota yang sama sekali baru buat gue. It was not easy but I made it! Well, it isn’t sounds depressing like it sounds. Actually, I enjoy every minutes of it. I enjoy being far away from home. Like really, 22 years living with four siblings is literally enough for me. I can manage my life and my financial, buying the things I want (still not what I should need), going to the events or concert every week.  Trying out local foods (yang nggak ada yang nggak enak di sini). Suprisingly, I enjoy my solitude moment with myself. After a year, gue mulai terbiasa dan bisa ngerti (sedikit) Bahasa local di sini. Jangan heran kalo ketemu gue ngomongnya jadi ke-soppeng-soppeng-an tapi tetap medok jawa wk. But still I am missing home. Kadang suka sedih aja gitu orang-orang pada bisa kumpul sedangkan gue jauh. Kalau udah tiga atau empat bulan nggak pulang tuh rasanya kangen banget sama Jakarta. Yup, lo nggak salah baca. I miss Jakarta so much! Kangen banget makan bakmi GM, fish n co dan makanan hedon lainnya. Bahkan di sini nggak ada hokben L Untung di Makassar ada Sushi Tei jadi at least gue masih bisa hidup. Kalau macet mah dari hari pertama di Makassar pun gue sudah disambut oleh kemacetan kota. Tapi ketika gue di Jakarta seminggu aja rasanya bosen, then I realized the reason why I left the city.


Should I tell you about my job? Waktu gue apply, bahkan gue nggak tau ini project apa dan apa kerjanya. Gue Cuma tertarik dengan South Sulawesi and the voila I applied and got the job hehe. Basically I am working and based in Makassar but require me travel sometimes to Soppeng or Jakarta or Lampung or Padang or other cities in Indonesia. So you’ll find me between Makassar and Soppeng. Have you heard about Soppeng? Soppeng is a city well known as bats city, hmm sounds like gotham city right? But, trust me, it’s not. Dari Makassar membutuhkan 4 jam perjelanan ke Soppeng yang menjadi lokasi project gue. Soppeng kota kecil di Sulawesi Selatan membuat gue sadar ada masyarakat yang membutuhkan perhatian jauh dari hiruk pikuk kemajuan kota.  

Gue nggak pernah kepikir untuk kerja di International NGO sebelumnya, setelah lulus gue tau gue mau sekolah atau kerja di sekolah (atau bidang pendidikan lainnya). But, here I am. And I do love my job, my project, and my team *penjilat. Satu hal yang selalu gue syukuri, dimana pun gue berada, gue selalu dikelilingi sama lovely people *cie.

So besides my 8-to-5 routine, Gue selalu menyempatkan untuk pergi untuk mengeksplore Sulawesi Selatan. This is a lifetime opportunity. I went to Tanjung Bira, Rammang-Rammang, Bantimurung, Taka Bonerate, Enrekang, Toraja and I even visited village kayak baduy, Kajang yang didiami oleh Suku Konjo. Then I plan to go to Malino, Labengki, Sombori, and Manado, hopefully. Or another virgin beach. And hopefully I have enough time to share my journey J

It seems like I am living my dream, right?
I know that I am. Gue bisa kerja dengan kesempatan belajar banyak, dan yang utama masih bisa jalan-jalan, I know what I want, for now. But sometimes I’m not sure yet of my choices (happens all the time). Then gue orangnya nggak sekuat itu. Loncat sana loncat sini haha. Di saat gue merasa nyaman dengan apa yang ada di saat itu lah gue mulai panik. Cemas tentang segalanya. Kok gue punya hidup terlalu nyaman? Apa ini sudah nyaman? Kok ternyata kenyamanan hidup gue ini sebenernya nggak terlalu nyaman? Won’t I want something bigger? Then I know that I dream big!
Lalu mulai ngebandingin dengan orang lain. Gue mulai membandingkan diri gue dengan teman-teman sebaya gue. Di cohort gue sudah mulai banyak posting-posting foto pertunangan, pernikahan, bahkan lahiran. Tapi di antara iu semua gue mulai terkoyak ketika melihat teman-teman gue meraih mimpinya either sekolah yang lebih tinggi, keterima profesi atau sekolah di luar negeri. Dan gue masih gini-gini aja. Okay, I graduated and I got the job then what? What am I gonna do? Is that really what you want, pes? Dan gue memulai cycle yang sama mulai insecure dan mempertanyakan diri gue.

Gue tau kok nggak seharusnya gue ngebandingin karena semua orang punya ‘timing’ nya sendiri-sendiri. Dan gue (InshaAllah) gak lupa untuk selalu bersyukur atas semuanya. Cuma hal ini selalu jadi ‘penyakit’ dan keresahan gue selama ini aja sih hehe
Dari lirik lagu di atas gue jadi gak ber-expect apa-apa untuk tahun ini. Because this will be a year when nobody likes you. Terima ga terima.

So, selanjutnya gue ikhlas dan pasrah apa yang akan terjadi selanjutnya. Karena gue nggak pernah tau kemana hidup akan membawa gue. I wish to be better and greater. Dan tetap happy selalu kapanpun dan dimanapun itu.

image from: http://jenngietzen.tumblr.com/


** Wk maafin kalo postnya nggak nyambung di awal dan di akhir. tipikal lipes bgt suka ga nyambung hehe


Deal with yourself, Pes!
-LoveLipes

CONVERSATION

0 comments:

Back
to top